Sabtu, 22 Maret 2014

POKOK BAHASAN BERFIKIR INDUKTIF


Nama    : Rohadi Setiawan
NPM    : 13209838


        Berpikir induktif merupakan suatu pemikiran yang bergerak dari premis spesifik ke konklusi umum atau generalisasi. Observasi dan pengalaman digunakan untuk mendukung generalisasi. Premisnya tidak menjadi dasar untuk kebenaran konklusi, tetapi memberikan sejumlah dukungan untuk konklusinya. Konklusi induktif jauh melampaui apa yang ada pada premisnya.

Hipotese dan Teori
Hipotesa adalah sebuah Informasi yang masih belum teruji kebenarannya, sedangkan Teori adalah sebuah fakta yang tepat dan bisa dipertanggung jawabkan.
Hipotese (hypo : di bawah, tithenai : menempatkan) adalah semacam teori yang diterima sementara waktu untuk menerangkan fakta tertentu sebagai penunun untuk meneliti fakta lebih lanjut. Sebaliknya, teori sebenarnya merupakan hipotese yang secara relative lebih kuat sifatnya bila dibandingkan dengan hipotese.
Teori adalah azas – azas yang umum dan abstrak yang diterima secara ilmiah dan sekurang – kurangnya data dipercaya untuk menerangkan fenomena – fenomena yang ada. Hipotese merupakan suatu dugan yang bersifat sementara mengenai sebab –sebab atau relasi antara fenomena – fenomena, sedangkan teori merupakan hipotese yang telah di uji dan yang dapat diterapkan pada fenomena – fenomena yang relevan atau sejenis.

Generalisasi
Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena tadi. Tetapi sebagai sudah dikatakan diatas, proses berpikir yang induktif tidak ada banyak artinya kalau tidak diikuti proses berpikir yang deduktif. Sebab itu generalisasi hanya akan mempunyai makna yang penting, kalau kesimpulan yang diturunkan dari sejumlah fenomena tadi bukan saja mencakup semua fenomena itu, tetapi juga harus berlaku pada fenomena – fenomena lain yang sejenis yang belum diselidiki.

Analogi
Analogi atau kadang-kadang disebut juga analogi iduktif adalah suatu proses penalaranyang bertolak dari dua peristiwa khusus yang mirip satu sama lain, kemudian menyimpulkan bahwa apa yang berlaku untuk suatu hak akan berlaku pula untuk hal yang lain. Sebab itu sering timbul salah pengertian antara analogi induktif atau analogi logis sebagai yang dikemukakan di atas analogi deklaratif atau analogi penjelas yang termasuk dalam soal perbandingan. Analogi dilakukan karena sesuatu yang dibandingkan dengan pembandingnya memiliki kesmaan fungsi atau peran. Melalui analogi, seseorang dapat menerangkan sesuatu yang abstrak atau rumit secara konkrit dan lebih mudah dicerna. Analogi yang dimaksud disini adalah analogi induktif atau analogi logis.

Analogi induktif (kias) adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari dua peristiwa atau gejala khusus yang satu sama lain memiliki kesamaan untuk menarik ebuah kesimpulan. Karena titik tolak penalaran ini adalah sebuah kesamaan karakteristik diantara dua hal, maka kesimpulannya akan menyiratkan  “apa yang berlaku pada suatu hal akan berlaku pula untuk hal lainnya” dengan demikian dasar kesimpulan yang digunakan merupakan ciri pokok atau esensi yang berhubungan erat dari dua hal yang danalogikan.
Analogi induktif atau analogi logis sebagai suatu proses penalaran bertolak dari suatu kesamaan actual antara dua hal. Berdasarkan kesamaan aktual itu, penulis dapat menurunkan suatu kesimpulan bahwa karena kedua hal itu mengandung kemiripan dalam hal-hal yang penting, maka mereka akan sama pula dalam aspek-aspek yang kurang penting.

Hubungan Kausal
Hubungan sebab dan akibat adalah sebuah bentuk fenomenal yang menghasilkan sesuatu dari dampak yang diakibatkan dari suatu makna kalimat kemudian digabungkan didalam satu kalimat.
Menurut hukum kausalitas semua peristiwa yang terjadi di dunia ini terjalin dalam rangkaian sebab akibat. Tidak ada satu gejala atau kejadian yang muncul tanpa penyebab. Pertama, satu atau beberapa gejala yang timbul dapat berperan sebagai sebab akibat, atau sekaligus sebagai akibat didasari gejala sebelumnya dan sebab gejala sesudahnya. Kedua, gejala atau peristiwa yang terjadi dapat ditimbulkan oleh satu sebab atau lebih, dan menghasilkan satu akibat atau lebih. Ketiga, hubungan sebab dan akibat dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya ketika seorang ibu melihat awan menggantung, ia segera memunguti pakaian yang sedang dijemurnya. Tindakan itu terdorong oleh pengalamannya bahwa mendung tebal (sebab) pertanda akan turun hujan (akibat). Hujan (sebab) akan menjadikan yang dijemurnya basah (akibat).
Induksi dalam Metode Eksposisi
adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.
Proses penalaran terbagi atas dua kelas besar yaitu induksi dan deduksi. Masing-masing corak dapat dibagi lagi menjadi sejumlah corak penalaran yang tercakup dalam kedua corak utama itu. Dalam uraian mengenai eksposisi telah dikemukakan pula dalam sejumlah metode. Untuk mengembangkan suatu karangan yang bersifat ekspositoris. Pada hakikatnya, semua metode ini juga merupakan proses penalaran yang dapat dimasukkan dalam salah satu corak penalaran utama.

soal dan Jawaban:
1.     Ada berapa macam-macam penalaran induktif...
A.    3
B.     4
C.     5
D.    6
Jawab : c

2.     Proses penalaran berdasarkan pengamatan atas jumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk menarik kesimpulan adalah...
A.    Generalasi
B.     Andologi
C.     Hipotesis
D.    Teori
Jawab : A

3.     Suatu metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum adalah...
A.    Berfikir induktif
B.     Berfikir Andologi
C.     Berfikir deduktif
D.    Proposisi
Jawab : A

4.     Tujuan penalaran secara analogi adalah sebagai berikut, kecuali...
A.    Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan
B.      Analogi dilakukan untuk menyingkapkan kekeliruan.
C.     Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi
D.    Anologin digunakan untuk membuat tanggapan
Jawab: D

5.     Penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan adalah...
A.    Andologi
B.     Hubungan kasual
C.     Generalisasi
D.    Hipotesis
Jawaban : B

Sumber :
http://lindawati93.wordpress.com/2013/04/30/berpikir-induktif/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar