Sabtu, 22 Maret 2014

POKOK BAHASAN KARANGAN ILMIAH


Nama  : Rohadi Setiawan
NPM  : 13209838

Pengertian Karangan Ilmiah
    Karangan ilmiah merupakan suatu karangan atau tuisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya atau keilmiahannya. “Eko Susilo, M. 1995:11”dalam pengertian  Karangan adalah penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu topik atau pokok bahasan. Setiap Karangan yang ideal pada prinsipnya merupakan uraian yang lebih tinggi atau lebih luas dari alinea (Lamuddin Finoza, 2009:234).

 Tujuan dari pembuatan karangan ilmiah, antara lain :
•    Memberi saran
•    Memberi penjelasan
•    Memberi  komentar atau penilaian
•    Membuktikan hipotesa
•    Menyampaikan sanggahan
     
       Karangan ilmiah atau yang disebut karya ilmiah adalah karangan yang dibuat berdasarkan cara yang sistematis dan memiliki ciri-ciri tertentu. Demikian juga karangan non ilmiah memiliki ciri khasnya tersendiri. Lalu bagaimana membedakan satu sama lainnya, didalam tulisan ini akan dijelaskan bagaimana membedakan antara semua jenis karangan tersebut.

Ciri-ciri karangan ilmiah
1.    Struktur Sajian
Struktur  sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti  merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri beberapa  baba atau subtopik. Bagian penutup merupakan kesimpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
2.    Komponen dan substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
3.    Sikap penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
4.    Penggunaan bahasa
Bahasa yang digunakandalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata atau istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
Hakikat karya ilmiah : mengemukakan kebenaran melalui metodenya yang sistematis, metedologis, dan konsisten.

Syarat menulis karya ilmiah :
1.    Motivasi dan disiplin yang tinggi
2.    Kemampuan mengolah data
3.    Kemampuan berfikir logis (urut) dan terpadu (sistematis)
4.    Kemampuan berbahasa ilmiah
Sifat karya ilmiah formal harus memenuhi syarat :
1.    Lugas dan tidak emosional mempunyai satu arti, sehingga tidak ada tafsiran sendiri-sendiri (interprestasi yang lain).
2.    Logis disusun berdasarkan urutan yang konsisten
3.    Efektif satu kebulatan pikiran, ada penekanan dan pengembangan
4.    Efisien hanya mempergunakan kata atau kalimat yang penting dan mudah dipahami
Jenis-jenis karya ilmiah
    Umum karya ilmiah diperguruan tinggi, menurut arifin (2003), dibedakan menjadi :
1.    Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data dilapangan yang bersifat empiris-objektif. Makalah menyajikan masalah dengan melalui proses berpikir deduktif  atau induktif.
2.    Kertas kerja seperti halnya makalah, adalah karya tulis ilmiah juga yang menyajikan sesuatu berdasarkan data dilapangan yang bersifat empiris-objektif. Anaisa dalam kertas kerja lebih mendalam dari pada  analisa dalam makalah.
3.    Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung (observasi lapangan,atau percobaan di laboratorium), juga diperlukan sumbangan material berupa temuan baru dalam segi tata kerja, dalil-dalil, atau hukum tertentu tentang salah satu aspek atau lebih dibidang spesialisasinya.
4.    Tesis adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri.
5.    Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang menegmukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid) dengan analisis yang terperinci. Disertai ini berisi suatu temuan penulis sendiri, yang berupa te,uan orisini. Jika temuan dari sanggahan penguji, penulisannya berhak menyandang gelar doktor (S3).

Karangan Semi Ilmiah
    Sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannyapun tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukan karangan non ilmiah. Maksud dari karangan non ilmiah tersebut ialah karena jenis semi ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen. Karakteristiknya : Berada diantara ilmiah.
Sifat Karangan Semi Ilmiah
1.    Ditulis berdasarkan fakta pribadi
2.    Fakta yang disimpulkan subjektif
3.    Gaya bahasa formal, sederhana, dan populer
4.    Tidak memuat hipotesis
5.    Penyajian fakta dibarengi dengan sejarah
6.    Bersifat imajinatif
7.    Situasi didramatisir, dan
8.    Bersifat persuasif
Bentuk karangan semi ilmiah
•    Artikel
•    Editorial
•    Opini
•    Feature
•    Reportase
Jenis karangan semi ilmiah yaitu artikel, editorial, opini, tips, dan reportase

Karanagan Non Ilmiah
    Karya non ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang populer atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri Karya Non Ilmiah
•    Ditulis berdasarkan fakta pribadi
•    Fakta yang disimpulkan subyektif
•    Gaya bahasa konotatif dan populer
•    Tidak memuat hipotesis
•    Penyajian dibarengi dengan sejarah
•    Bersifat imajinatif
•    Situasi didramatisir
•    Bersifat persuasif
•    Tanpa dukungan bukti

Sifat Karangan Non Ilmiah
•    Emotif yaitu sedikit informasi, kemewahan dan keuntungan, tidak sistematis
•    Persuasif yaitu cukup informatif, penilaian fakta tidak dengan bukti, bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap dan cara berpikir pembaca
•    Diskriktif yaitu informatif sebagian imaginatif dan subyektif, nampaknya dapat dipercaya, pendapat pribadi
•    Kritik tanpa dukungan bukti yaitu tidak memuat informasi spesifik, berisi bahasan dan menguntungkan atau merugikan, formal tetapi sering dengan bahasa kasa
Macam-macam Karya Non Ilmiah
1.    Cerpen : Suatu bentuk prosa naratif fiktif. Sebuah karangan yang menceritakan tentang suatu alur cerita yang memiliki tokoh cerita dan situasi cerita terbatas.
2.    Dongeng : Suatukisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesar moral yang mengandung makna hidup.
3.    Novel : Bentuk sastra yang paling populer di dunia. Yang merupakan karya satra mempunyai unsur intrinsik dan ektrinsik yang keduanya saling berhubungan.
4.    Drama : Suatu aksi atau perbuatan. Adalah suatu bentuk karya sastra  yang memiliki bagian untuk diperankan oleh actor.
Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah, semi ilmiah, dan non ilmiah yang telah disebutkan diatas, yang tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertai ; yang tergolong karangan semi ilmiah antara lain artikel, feature, kritik, esai, resensi ; yang tergolong karangan non ilmiah adalah anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan naskah.
Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek
1.    Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuain ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau empiri.
2.    Karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses peidenstifikasian masalah dan penentuan strategi.
3.    Dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam pengklasifikasian.



Soal dan Jawaban :

1.    Sifat karya ilmiah formal harus memenuhi syarat-syarat, kecuali :
a.    Lugas
b.    Efektif
c.    Logis
d.    Hemat biaya
Jawab . D

2 . Setiap Karangan yang ideal pada prinsipnya merupakan uraian yang lebih tinggi atau lebih luas dari alinea menurut pendapat ....
a.    Lamuddin Finoza, 2009:234
b.    Widyamartajaya (1979:9)
c.    E. Kosasih (2003:26)
d.    Poerwordarmita (1984:445)
Jawab . A

3.      Karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup adalah ....
a.    Struktur sajian
b.    Sifat karya ilmiah
c.    Karangan
d.    Komponen
Jawab . A

4.    Gaya bahasa konotatif dan populer adalah ciri-ciri karangan?
a.    Karangan non ilmiah
b.    Karangan ilmiah
c.    Artikel
d.    Opini
Jawab . A

5.    Kata-kata nya sederhana , mudah diidentifikasi dan di pahami merupakan ciri-ciri dari karangan ...
a.    Ilmiah
b.    Populer
c.    Ilmiah populer
d.    Karangan non ilmiah

Jawaban . C

Sumber :
http://id.wikipedia.org
http://www.kopertis3.or.id/html/wp-content/uploads/2011/05 /penulisan-ilmiah.pdf
http://dianpurnamasari1004.wordpress.com/2013/04/02/karya-ilmiah-karya-non-ilmiah-dan-karya-ilmiah-populer/

POKOK BAHASAN BERFIKIR INDUKTIF


Nama    : Rohadi Setiawan
NPM    : 13209838


        Berpikir induktif merupakan suatu pemikiran yang bergerak dari premis spesifik ke konklusi umum atau generalisasi. Observasi dan pengalaman digunakan untuk mendukung generalisasi. Premisnya tidak menjadi dasar untuk kebenaran konklusi, tetapi memberikan sejumlah dukungan untuk konklusinya. Konklusi induktif jauh melampaui apa yang ada pada premisnya.

Hipotese dan Teori
Hipotesa adalah sebuah Informasi yang masih belum teruji kebenarannya, sedangkan Teori adalah sebuah fakta yang tepat dan bisa dipertanggung jawabkan.
Hipotese (hypo : di bawah, tithenai : menempatkan) adalah semacam teori yang diterima sementara waktu untuk menerangkan fakta tertentu sebagai penunun untuk meneliti fakta lebih lanjut. Sebaliknya, teori sebenarnya merupakan hipotese yang secara relative lebih kuat sifatnya bila dibandingkan dengan hipotese.
Teori adalah azas – azas yang umum dan abstrak yang diterima secara ilmiah dan sekurang – kurangnya data dipercaya untuk menerangkan fenomena – fenomena yang ada. Hipotese merupakan suatu dugan yang bersifat sementara mengenai sebab –sebab atau relasi antara fenomena – fenomena, sedangkan teori merupakan hipotese yang telah di uji dan yang dapat diterapkan pada fenomena – fenomena yang relevan atau sejenis.

Generalisasi
Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena tadi. Tetapi sebagai sudah dikatakan diatas, proses berpikir yang induktif tidak ada banyak artinya kalau tidak diikuti proses berpikir yang deduktif. Sebab itu generalisasi hanya akan mempunyai makna yang penting, kalau kesimpulan yang diturunkan dari sejumlah fenomena tadi bukan saja mencakup semua fenomena itu, tetapi juga harus berlaku pada fenomena – fenomena lain yang sejenis yang belum diselidiki.

Analogi
Analogi atau kadang-kadang disebut juga analogi iduktif adalah suatu proses penalaranyang bertolak dari dua peristiwa khusus yang mirip satu sama lain, kemudian menyimpulkan bahwa apa yang berlaku untuk suatu hak akan berlaku pula untuk hal yang lain. Sebab itu sering timbul salah pengertian antara analogi induktif atau analogi logis sebagai yang dikemukakan di atas analogi deklaratif atau analogi penjelas yang termasuk dalam soal perbandingan. Analogi dilakukan karena sesuatu yang dibandingkan dengan pembandingnya memiliki kesmaan fungsi atau peran. Melalui analogi, seseorang dapat menerangkan sesuatu yang abstrak atau rumit secara konkrit dan lebih mudah dicerna. Analogi yang dimaksud disini adalah analogi induktif atau analogi logis.

Analogi induktif (kias) adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari dua peristiwa atau gejala khusus yang satu sama lain memiliki kesamaan untuk menarik ebuah kesimpulan. Karena titik tolak penalaran ini adalah sebuah kesamaan karakteristik diantara dua hal, maka kesimpulannya akan menyiratkan  “apa yang berlaku pada suatu hal akan berlaku pula untuk hal lainnya” dengan demikian dasar kesimpulan yang digunakan merupakan ciri pokok atau esensi yang berhubungan erat dari dua hal yang danalogikan.
Analogi induktif atau analogi logis sebagai suatu proses penalaran bertolak dari suatu kesamaan actual antara dua hal. Berdasarkan kesamaan aktual itu, penulis dapat menurunkan suatu kesimpulan bahwa karena kedua hal itu mengandung kemiripan dalam hal-hal yang penting, maka mereka akan sama pula dalam aspek-aspek yang kurang penting.

Hubungan Kausal
Hubungan sebab dan akibat adalah sebuah bentuk fenomenal yang menghasilkan sesuatu dari dampak yang diakibatkan dari suatu makna kalimat kemudian digabungkan didalam satu kalimat.
Menurut hukum kausalitas semua peristiwa yang terjadi di dunia ini terjalin dalam rangkaian sebab akibat. Tidak ada satu gejala atau kejadian yang muncul tanpa penyebab. Pertama, satu atau beberapa gejala yang timbul dapat berperan sebagai sebab akibat, atau sekaligus sebagai akibat didasari gejala sebelumnya dan sebab gejala sesudahnya. Kedua, gejala atau peristiwa yang terjadi dapat ditimbulkan oleh satu sebab atau lebih, dan menghasilkan satu akibat atau lebih. Ketiga, hubungan sebab dan akibat dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya ketika seorang ibu melihat awan menggantung, ia segera memunguti pakaian yang sedang dijemurnya. Tindakan itu terdorong oleh pengalamannya bahwa mendung tebal (sebab) pertanda akan turun hujan (akibat). Hujan (sebab) akan menjadikan yang dijemurnya basah (akibat).
Induksi dalam Metode Eksposisi
adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.
Proses penalaran terbagi atas dua kelas besar yaitu induksi dan deduksi. Masing-masing corak dapat dibagi lagi menjadi sejumlah corak penalaran yang tercakup dalam kedua corak utama itu. Dalam uraian mengenai eksposisi telah dikemukakan pula dalam sejumlah metode. Untuk mengembangkan suatu karangan yang bersifat ekspositoris. Pada hakikatnya, semua metode ini juga merupakan proses penalaran yang dapat dimasukkan dalam salah satu corak penalaran utama.

soal dan Jawaban:
1.     Ada berapa macam-macam penalaran induktif...
A.    3
B.     4
C.     5
D.    6
Jawab : c

2.     Proses penalaran berdasarkan pengamatan atas jumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk menarik kesimpulan adalah...
A.    Generalasi
B.     Andologi
C.     Hipotesis
D.    Teori
Jawab : A

3.     Suatu metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum adalah...
A.    Berfikir induktif
B.     Berfikir Andologi
C.     Berfikir deduktif
D.    Proposisi
Jawab : A

4.     Tujuan penalaran secara analogi adalah sebagai berikut, kecuali...
A.    Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan
B.      Analogi dilakukan untuk menyingkapkan kekeliruan.
C.     Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi
D.    Anologin digunakan untuk membuat tanggapan
Jawab: D

5.     Penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan adalah...
A.    Andologi
B.     Hubungan kasual
C.     Generalisasi
D.    Hipotesis
Jawaban : B

Sumber :
http://lindawati93.wordpress.com/2013/04/30/berpikir-induktif/

POKOK BAHASAN BERFIKIR DEDUKTIF


Nama    : Rohadi setiawan
NPM    : 13209838

PENDAHULUAN
I.    Latar Belakang
    Penalaran merupakan  suatu proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan yang telah diketahui sebelumnya. Setiap pernyataanpun tidak pernah lepas dari pengertian-pengertian yang membangun pernyataan tersebut.
    Penalaran deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pembentukan teori, hipotesis, definisi oprasional, instrumen dan oprasinalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian dilapangan, dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.
    Penalaran deduktif juga didasarkan atas prinsip, hukum, teori atau putusan lain yang berlaku umum untuk suatu hal ataupun gejala. Berdasarkan atas prinsip umum tersebut ditarik kesimpulan tentang sesuatu yang khusus yang merupakan bagian dari hal atau gejala diatas. Dengan kata lain, penalaran deduktif bergerak dari sesuatu yang umum kepada yang khusus.
II.    Permasalahan
•    Apa pengertian dari penalaran deduktif?
•    Apa saja macam-macam dan pengertian dari silogisme?
III.    Tujuan
•    Untuk mengetahui pengertian dari penalaran deduktif
•    Mengetahui macam-macam silogisme serta pengertiannya
PEMBAHASAN
PENGERTIAN PENALARAN DEDUKTIF
    Penalaran  deduktif adalah suatu tahap pemikiran dan pembelajaran manusia untuk menghubungkan antara data dengan fakta yang ada sehingga pada akhirnya terdapat kesimpulan yang dapat diambil.
    Penalaran deduktif bertolak dari sebuah konklusi atau simpulan yang didapat dari satu atau lebih pernyataan yang lebih umum. Simpulan yang diperoleh tidak mungkin lebih umum dari pada proposi tempat menarik simpulan itu. Proporsi tempat menarik simpulan itu disebut premis. Atau dapat juga diartikan penalaran deduktif adalah suatu penalaran. Yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.
    Metode ini diawali dari perbentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian diapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut , konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.
SILOGISME KATEGORIAL
    Silogisme kategorial merupakan silogisme yang proposisinya terdiri dari tiga bagian yaitu premis mayor (premis yang tremnya menjadi predikat), premis minor (premis yang tremnya menjadi subjek), dan kesimpulan. Sedangkan premis tengah atau middle trem yang saling menghubungkan premis mayor dan premis minor.
Contoh    :
•    Semua tumbuhan membutuhkan air        = premis mayor
•    Akasia adalah tumbuhan            = premis minor
•    Akasia membutuhkan air            = konklusi
Atau
•    Semua mahasiswa adalah orang-orang yang rajin    = premis mayor
•    Angga adalah seorang mahasiswa            = premis minor
•    Sebab itu, semua anak bimbingan saya adalah orang-orang yang rajin = kesimpulan
SILOGISME HIPOTESIS
    Silogisme hipotesis adalah silogisme yang terdiri dari premis mayor dengan memiliki sifat hipotesis, dan premis minor memiliki sifat kategorial.
Dalam silogisme terdapat 4 macam     :
A.    Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagian antecendent.
Contoh    :
Jika hari ini cerah, saya akan kerumah nenek (premis mayor)
Hari ini cerah (premis minor)
Maka saya akan kerumah nenek (kesimpulan).
B.    Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagian konsekuen
Contoh    :
Jika hutan banyak yang gundul, maka akan terjadi global warming (premis mayor)
Sekarang terjadi global warming (premis minor)
Maka hutan banyak yang gundul (kesimpulan)
C.    Silogisme hipotesis yang premis minornya mengingkari antecedent
Contoh    :
Jika pembuatan karya tulis ilmiah belum dipersiapkan dari sekarang, maka hasil tidak akan maksimal. Pembuatan karya ilmiah telah dipersiapkan, maka hasil akan maksimal.
D.    Silogisme hipotesis yang premis minornya mengingkari konsekuen
Contoh    :
Bia presiden Mubarak tidak turun, para demonstran akan turun kejalan
Para demonstran akan turun kejalan
Jadi presiden Mubarak tidak turun.
SILOGISME ALTERNATIF
    Silogisme alternatif adalah proposisi mayor berupa proposisi alternatif, yang merupakan proposisi mengandung pilihan. Sedangkan premis minor merupakan proposisi kategorial yang menerima atau menolak dari berbagai alternatif yang ada. Konklusi silogisme tergantung dari premis minornya, kalau premis minornya satu alternatif, maka alternatif lainnya diterima dalam konklusi.
Contoh    :
Premi mayor     : Ayah ada dikantor atau dirumah?
Premi minor    : ayah ada dikantor
Konklusi    : sebab itu, ayah tidak ada dirumah
SILOGISME ENTIMEN
    Silogisme entimen merupakan kegiatan yang jarang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan.
Contoh    :
Ani telah menerima hatiah pertama karena dia telah menang dalam lomba lari.


1.      Berikut adalah salah satu bagian dari Silogisme Kategorial, kecuali ...
a.       Kesimpulan
b.      Premis minor
c.       Premis mayor
d.      Pembukaan*

2.      Merupakan kegiatan yang jarang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, yang secara langsung maupun tidak langsung, merupakan pengertian silogisme ...
a.       Silogisme hipotesis
b.      Silogisme entimen*
c.       Silogisme alternatif
d.      Silogisme kategoria

3.      Dalam silogisme kategorial, premis mayor adalah term yang nantinya akan menjadi ...
a.       Keterangan
b.      Subjek
c.       Predikat*
d.      Objek

4.      Silogisme yang memiliki proposisi mayor berupa proposisi mengandung pilihan, disebut juga jenis silogisme ...
a.       Silogisme hipotesis
b.      Silogisme entimen
c.       Silogisme alternatif*
d.      Silogisme kategoria

5.      Premis yang menghubungkan premis mayor dan premis minor adalah ...
a.       Premis penghubung
b.      Premis tengah*
c.       Premis mayor
d.      Premis minor

Jawaban :
1.      D
2.      B
3.      C
4.      C
5.      B

Sumber    :
http://finramdhan.blogspot.com/2010/02/pengertian-penalaran-deduktif-dll.html
http://ditaariska.blohspot.com/2013/04/silogisme-kategorial-silogisme.html
http://dwipoerwanti.blogspot.com/2010/05/silogisme-alternatif-silogisme.html
http://dewifitriastuti.blogspot.com/2012/10/penalaran-deduktif.html

POKOK BAHASAN PENALARAN

Nama     : Rohadi Setiawan
NPM    : 13209838


I.PENDAHULUAN

1.    Latar Belakang
Penalaran merupakan suatu proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan yang telah diketahui sebelumnya. Setiap pernyataanpun tidak pernah lepas dari pengertian-pengertian yang membangun setiap pernyataan tersebut.
Dalam proses pemikiran yang berbentuk penalaran, antara pengertian satu dengan yang lain dapat dihubungkan dan seterusnya diungkapkan dalam bentuk kalimat, dan kaimat ini ada yang disebut kaimat tertutup atau disebut juga dengan pernyataan. Dan pernyataan inilah merupakan bentuk terakhir yang akan di perbandingkan dalam penalaran. Oleh karena itu, dalam bab ini sebagai awal pembicaraan logika akan diuraikan berturut-turut tentang pengertian dan term, pembagian dan definisi , serta tentang pernyataan dan penalaran.
2.    Permasalahan
•    Apa pengertian penalaran?
•    Apa pengertian dari proporsi?
•    Apa pengertian inferensi dan impikasi?
•    Apa yang dimaksud wujud evidensi?
•    Bagaimana cara menguji data?
•    Bagaimana cara menguji fakta?
•    Bagaimana cara menguji otoritas?
3.    Tujuan
•    Mengetahui pengertian dari penalaran, proporsi, serta inferensi dan implikasi
•    Mengetahui cara menguji data
•    Mengetahui cara menguji fakta
•    Mengetahu cara menilai otoritas

II.POKOK BAHASAN PENALARAN
•    Pengertian Penalaran
Penalaran merupakan hubungan dalam proses berfikir secara logis sistematis terorganisasi yang menghasilkan fakta yang berguna untuk proses, dan dianalisis untuk menjadi suatu topik dalam menyampaikan suatu kesimpulan.
•    Proposisi
Proposisi merupakn bentuk kalimat yang memiliki arti dalam menyatakan kebenarannya dan dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung dikalimat tersebut. Sehingga proposisi memiliki tiga bagian utama yaitu subjek, predikat, dan kopula. Yang dapat menghubungkan subjek dan predikat dalam untuk membangun sebuah kalimat yang kuantitas.
Contoh     : Semua manusia adalah sama
Keterangan :
•    Semua    = Pembilang
•    Manusia = Subjek
•    Adalah = Kopula
•    Sama = predikat
4 kriteria Proposisi :
1.    Berdasarkan bentuk
2.    Berdasarkan sifat
3.    Berdasarkan kualitas
4.    Berdasarkan kuantitas



1.    Inferensi dan Implikasi
    Beberapa penjelasan inferensi menurut para ahli, yaitu Alwasilah (1985:131) mengetengahkan pengertian interferensi berdasarkan rumusan Hartman dan Stonk bahwa interferensi merupakan kekeliruan yang disebabkan oleh adanya kecendrungan membiasakan pengucapan (ujaran) suatu bahasa terhadap bahasa lain mencakup pengucapan satuan bunyi, tata bahasa, dan kosakata. Sementara itu, Jendra (1991:109) mengemukakan bahwa interferensi meliputi berbagai aspek kebahasaan, bisa menyerap dalam bidang tata bunyi (fonologi), tata bentukan kata (morfologi), tata kalimat (sintaksi), kosakata (eksikon), dan tata makna (semantik) (suwito, 1985:55).
    Interferensi, menurut Nababan (1984), merupakan kekeliruan yang terjadi sebagai akibat terbawanya kebiasaan-kebiasaan ujaran bahasa ibu atau dialek ke dalam bahasa atau dialek kedua. Senada dengan itu, Chaer dan Agustina (1995:168) mengemukakan bahwa interferensi adalah peristiwa penyimpangan norma dari salah satu bahasa atau lebih.
    Untuk memantapkan pemahaman mengenai pengertian interferensi, berikut ini akan diketengahkan pokok-pokok pikiran para ahli dibidang sisiolinguistik yang telah mendefinisikan peristiwa ini. Menurut pendapat Chaer (1998:159) inferensi pertama kali digunakan oleh Weinrich untuk menyebut adanya perubahan sistem suatu bahasa sehubungan dengan adanya persentuhan bahasa tersebut dengan unsur-unsur bahasa lain yang dilakukan oleh penutur yang bilingual. Interferensi mengacu pada adanya penyimpangan dalam menggunakan suatau bahasa dengan memasukan sistem bahasa lain. Serpihan-serpihan klausa dari bahasa lain dalam suatu kalimat bahasa lain juga dapat dianggap sebagai peristiwa interferensi. Sedangkan, menurut Hartman dan Stonk dalam Chair (1998:160) interferensi terjadi sebagai akibat terbawanya kebiasaan-kebiasaan ujaran bahasa ibu atau dialek ke dalam bahasa atau dialek kedua. Jadi, Inferensi secara ringkas merupakan kesimpulan yang terdapat sebuah fakta yang ada sehingga dapat menghasilakn suatu kesimpulan. Namun didalam inferensi cenderung adanya kekeliruan dalam membiasakan pengucapan suatu bahasa terhadap bahasa lain sehingga menimbulkan bunyi-bunyi dalam bahasa. Sedangkan Implikasi merupakan bagian kalimat yang dirangkum secara fakta.
2.    Wujud Evidensi
Wujud evidensi merupakan informasi yang secara fakta atau nyata berkaitan dengan unsur argumentatif, sehingga didalam evidensi tidak terdapat pernyataan dan penegasan karena hubungannya tidak mempengaruhi pada evidensi, dan hanya untuk memastikan apakah fakta itu benar atau tidak berdasarkan keterangan dari sumbernya.
3.    Cara Menguji Data
Cara menguji data adalah informasi yang terdapat pada sebuah data yang memiliki fakta serta hasil yang akurat, sehingga diperlukan adanya pengujian dan cara-cara untuk digunakan secara evidensi, seperti observasi, kesaksian atau keterangan dari sumber dan autoritas.
4.    Cara Menguji Fakta
    Cara menguji fakta adalah untuk memperoleh apakah informasi atau data yang didapat secara fakta atau tidak, maka perlu adanya pengujian yang harus dilakukan yang memastikan bahwa semua data atau informasi yang diperoleh adalah fakta, apabila fakta tersebut benar maka dapat disimpulkan dalam sebuah bukti yang akurat. Cara menguji fakta :
1.    Konsistensi
Konsistensi suatu informasi bisa jadi tolak ukur yang baik untuk menentukan informasi itu merupakan fakta atau bukan. Dalam hal ini data atau informasi yang bisa kita anggap sebagai fakta ialah ketika tiap data yang diberikan  saling mendukung. Dari beberapa data yang kita terima tidak ada yang saling bertentangan dan saling melemahkan data yang lain. Tentu saja kalau banyak pertentangan akan membuat kumpulan data tersebut semakin tidak valid.
2.    Koherensi
Untuk mengetahui suatu informasi ialah suatu fakta kamu perlu menggunakan dasar koherensi. Yang dimaksud dengan dasra koherensi ialah bagaimana data atau informasib tersebut sesuai dengan pengalaman manusia pada umumnya. Kalau informasi tersebut diragukan kebenarannya. Contoh yang sangat sederhana ketika seseorang mengaku bertemu dengan monster atau mahkluk luar angkasa akan sulit sekali untuk dipercaya sebagai suatu fakta. Sebaliknya apabila ada informasi seperti ini “ Terjadi pembunuhan dikebun teh kemarin sore” informasi ini tentu bisa lebih diterima. Oleh karena itu ada baiknya jika ingin menyampaikan suatu fakta disertai oleh contoh nyata pengalaman yang dialami masyarakat umum.
5.    Cara menilai otoritas
    Metode ini digunakan untuk menguasai ilmu pengetahuan jika metode pengalaman tidak dapat digunakan secara efektif. Cara lain dengan bertanya atau menggunakan pengalaman orang lain. Seorang mahasiswa tidak perlu pergi ke bualn untuk mengetahui tentang keadaan dan situasi bulan, mereka dapat bertanya pada dosennya atau orang yang mempunyai pengalaman dalam bidangnya.

III. PENUTUP
Kesimpulan
    Logika artinya bernalar ; penalaran (reasoning) adalah proses mengambi simpulan (conclusing)
 (conclusing) dari bahan bukti atau petunjuk (evidence) yang ada. Secara umum ada dua jalan untuk mengambil simpulan dalam penalaran, yakni lewat penalaran induktif dan penalaran deduktif. Deduktif dan Induktif berkaitan dengan logika atau penalaran. Cara menarik simpulan bisa dilakukan dengan dua cara, yakni penarikan simpulan secara langsung. Salah nalar (fallacy) ialah gagasan, perkiraan atau simpulan yang keliru atau sesaat, salah nalar terjadi karena kita tidak mengikuti tata cara pemikiran dengan tepat. Telaah atas kesalahan itu membantu kita menentukan logika yang tidak masuk akal dalam tulisan atau karangan.
soal pertanyaan serta jawaban :

1.    Hubungan dalam proses berfikir secara logis sistematis terorganisasi yang menghasilkan fakta yang berguna untuk diproses, dan dianalisis untuk menjadi suatu topik dalam menyampaikan suatu kesimpulan adalah pengertian dari?

a)      Proposisi
b)      Silogisme kategorial
c)      Penalaran*
d)     Inferensi dan implikasi

2.    Ada berapa kriteria dalam proposisi ?

a)      1
b)      2
c)      3
d)     4*

3.   Pengertian cara menguji data, yaitu ?
a)    informasi yang secara fakta atau nyata berkaitan dengan unsur argumentatif, sehingga di dalam evidensi tidak terdapat pernyataan dan penegasan karena hubungan nya tidak mempengaruhi pada evidensi, dan hanya untuk memastikan apakah fakta itu benar atau tidak berdasarkan keterangan dari sumbernya.
b)    informasi ang terdapat pada sebuah data yang memiliki fakta serta hasil yang akurat, sehingga diperlukan adanya pengujian dan cara-cara untuk digunakan secara evidensi, seperti observasi, kesaksian atau keterangan dari sumbernya dan autoritas.*
c)      informasi yang secara fakta atau nyata berkaitan dengan unsur argumentatif, sehingga di dalam evidensi tidak terdapat pernyataan dan penegasan karena hubungan nya tidak mempengaruhi pada evidensi, dan hanya untuk memastikan apakah fakta itu benar atau tidak berdasarkan keterangan dari sumbernya.
d)     informasi atau data yang didapat secara fakta atau tidak, maka perlu adanya pengujian yang harus dilakukan yaitu memastikan bahwa semua data atau informasi yang diperoleh adalah fakta, apabila fakta tersebut benar maka dapat disimpulkan dalam sebuah bukti yang akurat.

4. interferensi merupakan kekeliruan yang disebabkan oleh adanya kecenderungan membiasakan pengucapan (ujaran) suatu bahasa terhadap bahasa lain mencakup pengucapan satuan bunyi, tata bahasa, dan kosakata, penjelasan diatas merupakan pendapat dari?

a)      Alwasilah (1985:131)*
b)      Chaer (1998:159)
c)      Hartman dan Stonk dalam Chair (1998:160)
d)     Chaer dan Agustina (1995: 168)

5.      informasi yang secara fakta atau nyata berkaitan dengan unsur argumentatif, sehingga di dalam evidensi tidak terdapat pernyataan dan penegasan karena hubungan nya tidak mempengaruhi pada evidensi, dan hanya untuk memastikan apakah fakta itu benar atau tidak berdasarkan keterangan dari sumbernya merupakan pengertian dari ?
a)      wujud evidensi*
b)      proposisi
c)      cara menilai otoritas
d)     penalaran

Jawaban :
1.      c
2.      d
3.      b
4.      a
5.      a


Sumber :
http://rachmawatinadya.blogspot.com/2011/10/pengertian-penalaran-dan-macam-macam.html
http://nu2ges.blogspot.com/p/proposisi-term-penalaran-dan-permis.html
http://sitompulke17.blogspot.com/2010/05/proposisi.html
http://yesa0409.blogspot.com/2013/03/pengertian-inferensi-dan -implikasi.html
http://ennoasriani.wordpress.com/2012/03/09/pengertian-inferensi-dan-implikasi-sofskill-tulisan-b-indo-2
http://astriedtungga.blogspot.com/2014/03/penalaranproposisiinferensi-dan.html
http://iinnapisa.blogspot.com/2011/10/cara-menguji-data-fakta-dan-autoritas.html
http://rinmichiyo.blogspot.com/2013/09/makalah-penalaran.html